Infokom DPP PPNI - Melalui Pertemuan Ilmu Tahunan (PIT) keperawatan, sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan maupun kompetensi dan menjaga kolaborasi antar Perawat, sekaligus memperdalam pemahaman berkaitan tren terbaru, termasuk regulasi dan hal lainnya dalam praktik keperawatan kembali direalisasikan.

Ket foto : Didin Syaefudin
Sehubungan itu dalam upaya menjawab tantangan kompleks layanan kesehatan modern, Himpunan Perawat Manajer Indonesia (HPMI) menggelar PIT Ke-VIII di Aula STIKES RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Jum’at dan Sabtu, 11-12 Juli 2025.
Adapun kegiatan hari pertama pada tanggal 11 Juli 2025, berupa seminar secara online, sementara di hari kedua tanggal 12 Juli 2025 berlangsung kegiatan workshop secara offline di Aula STIKES RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.
Untuk kegiatan PIT tahun ini mengangkat tema “Peran dan Tanggung Jawab Perawat Manajer dalam Pemenuhan Kesejahteraan Perawat untuk Meningkatkan Kinerja Layanan Kesehatan.”
Berdasarkan keterangan panitia penyelenggara, bahwa kegiatan tahunan ini dihadiri kurang lebih 800 ratusan peserta seminar online, 230 peserta workshop dan 19 tim lomba inovasi.
Sementara pesertanya dari berbagai latar belakang, diantaranya manajer rumah sakit, Perawat pelaksana, Dosen keperawatan, hingga pengambil kebijakan dari Dinas Kesehatan.

Ket foto : Harif Fadhillah (kanan)
Seminar online dengan para nara sumber dari Dirjen SDM Kesehatan Kemenkes, Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah, Taadi selaku Praktisi Hukum kesehatan dan Keperawatan, Prof Sonia Reisenhofer, Ahmad Rizai (Direktur Layanan Operasional RS Orthopedi Prof. Soeharso) dan Nyoman Dharma Wiasa (Direktur SDM, Pendidikan dan Penelitian RS Umum Pusat Dr. Tadjuddin Chali).
Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah yang hadir secara oline sekaligus sebagai pembicara dalam webinar, menyampaikan materi tentang “Kepemimpinan Dalam Pelayanan Kesehatan Berorientasi Pada Kesejahteraan Perawat.”

Didin Syaefudin selaku Ketua Pegurus Pusat HPMI dalam sambutannya, menyampaikan bahwa pentingnya peran manajer keperawatan dalam menjamin kesejahteraan tenaga keperawatan.
Menurutnya, kesejahteraan bukan hanya soal upah, tetapi menyangkut aspek psikososial, perlindungan hukum, pengembangan karier, dan lingkungan kerja yang sehat.
“Perawat manajer adalah garda pengatur. Mereka tidak hanya menjaga ritme pelayanan, tapi juga menjadi penentu apakah kesejahteraan Perawat bisa terpenuhi secara nyata di lapangan,” ungkap Didin Syaefudin.
Dikatakannya, bahwa dalam situasi transformasi sistem kesehatan saat ini, manajemen berbasis data dan pendekatan kepemimpinan yang humanis adalah dua kunci utama.

“Kita tidak bisa berharap mutu meningkat jika para Perawat kita kelelahan, bingung dengan kebijakan, dan tidak didukung dengan sistem yang sehat. Di sinilah manajer keperawatan harus hadir sebagai pemimpin yang peduli dan tangguh,” terangnya.
Workshop dalam kegiatan ini difokuskan pada dua topik utama, yaitu pertama, integrasi metode keperawatan primer dengan prinsip Patient Centered Care (PCC) dan pendekatan Transforming Care at the Bedside (TCAB) untuk meningkatkan efisiensi dan kedekatan pelayanan.

Kedua, strategi perencanaan tenaga keperawatan berbasis beban kerja menggunakan metode FTE, WISN, dan patient acuity. Peserta dilatih juga untuk menyusun dokumen ketenagaan berbasis data sebagai alat advokasi kepada manajemen rumah sakit.
Selain itu, PIT Ke-VIII HPMI juga memberikan ruang bagi peserta untuk mempresentasikan inovasi pelayanan dan penelitian yang berkontribusi terhadap peningkatan mutu keperawatan di institusinya masing-masing.
Sementara para inovator terbaik dianugerahi HPMI Award sebagai bentuk apresiasi atas terobosan yang berdampak.

Dengan kegiatan PIT ini HPMI berharap dapat terus memperkuat jejaring profesional antar Perawat Manajer dan memperluas kolaborasi untuk reformasi pelayanan keperawatan yang lebih adil, bermutu, dan berkelanjutan di seluruh Indonesia. (IR)
Sumber : Panitia Pelaksana PIT HPMI Ke-VIII