News

Pemerintah Berkomitmen Untuk Percepat Eliminasi TBC Melalui Dukungan Pemda

Oleh Admin Rabu, 27 Agustus 2025


Infokom DPP PPNI - Penyakit menular yang tersebar di tanah air menjadi perhatian pemerintah pusat dengan melibatkan pemerintah daerah.  

Sehubungan itu Tuberkulosis (TBC) masih menjadi tantangan kesehatan masyarakat terbesar di Indonesia. Laporan Global Tuberculosis Report 2024 mencatat Indonesia berada di peringkat kedua dunia dengan estimasi 1,09 juta kasus TBC dan 125 ribu kematian per tahun. Angka ini menegaskan urgensi percepatan penanggulangan TBC secara masif dan terintegrasi.

Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian tegaskan pentingnya peran pemerintah daerah dalam mempercepat eliminasi TBC. Menurutnya, TBC tidak dapat ditangani hanya oleh sektor kesehatan, tetapi membutuhkan keterlibatan seluruh perangkat daerah melalui kebijakan, kewenangan, dan sumber daya yang ada.

“Percepatan eliminasi TBC tidak bisa hanya dibebankan kepada sektor kesehatan semata. Semua perangkat daerah harus bergerak bersama. Kemendagri akan memastikan agar penanggulangan TBC menjadi prioritas pembangunan di setiap daerah,” kata Mendagri Tito pada Rapat Koordinasi Forum 8 Gubernur, Selasa (26/8/2025).

Ia mengingatkan pengalaman Indonesia menghadapi pandemi COVID-19 sebagai bukti bahwa kolaborasi lintas sektor dapat membawa bangsa keluar dari krisis. 

“Kita pernah menghadapi tantangan jauh lebih berat saat pandemi COVID-19, ketika belum ada vaksin dan obat. Namun dengan kerja sama semua pihak, kita bisa melewati masa sulit itu. Maka untuk TBC yang sudah lama kita kenal, dengan vaksin dan obat yang tersedia, seharusnya kita lebih mampu bergerak cepat dan terukur,” tegasnya.

Mendagri juga menyoroti masih adanya kesenjangan layanan. Saat berkunjung ke Papua, ia menemukan kasus TBC pada anak-anak yang tidak mendapat perawatan memadai. “Ini ironi yang tidak boleh lagi terjadi. Kita harus serius menghadapinya,” ujarnya.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa percepatan eliminasi TBC merupakan salah satu program prioritas nasional (quick win) Presiden Prabowo. Ia mengingatkan bahwa TBC memiliki tingkat kematian lebih tinggi dibandingkan COVID-19.

“Sejak ditemukan, TBC telah merenggut hingga 1 miliar nyawa di dunia. Saat ini, setiap tahun terdapat sekitar 1 juta kematian global, termasuk 125 ribu di Indonesia. Artinya, setiap lima menit ada dua orang Indonesia meninggal karena TBC,” ujar Menkes.

Menkes menjelaskan bahwa tantangan utama adalah menemukan kasus yang belum terdeteksi. Dari estimasi 1 juta kasus per tahun, Indonesia baru mencatat 508.994 kasus hingga 25 Agustus 2025 atau 47% dari target nasional. Hanya Provinsi Banten yang berhasil mencapai target notifikasi kasus.

“Target tahun ini adalah menemukan minimal 900 ribu kasus. Begitu pasien ditemukan, pengobatan jelas tersedia. Yang terpenting memastikan pasien minum obat teratur selama enam bulan agar sembuh total dan tidak menularkan lagi,” lanjutnya.

Dari kasus yang sudah ditemukan, 90% pasien TBC sensitif obat telah memulai pengobatan, sedangkan TBC resisten obat baru 77% dari target 95%. Namun, tingkat keberhasilan terapi masih di bawah target: tidak ada provinsi yang mencapai 90% untuk TBC sensitif obat, dan hanya Kalimantan Utara yang mencapai target 80% untuk TBC resisten obat.

Selain itu, cakupan Terapi Pencegahan TBC (TPT) masih rendah. Hingga Agustus 2025, baru 108.590 kontak serumah penderita TBC (sekitar 8%) yang mendapat TPT, jauh dari target nasional 72%.

“Rendahnya capaian TPT menunjukkan pentingnya dukungan lintas sektor, peningkatan edukasi masyarakat, serta optimalisasi peran pemerintah daerah untuk memperluas cakupan pencegahan,” imbuhnya. (IR)


Sumber : Berita & foto dari Biro Komunikasi dan Informasi Publik, Kemenkes RI


Dikembangkan oleh ppnipusat.or.id - Departemen Teknologi Informasi © Copyright 2023