News

Puskesmas Pembantu di Kecamatan Bentian Besar, Kutai Barat, Kaltim Sebagian Masih Tidak Ada Perawatnya

Oleh Admin Rabu, 9 Juli 2025


Infokom DPP PPNI - Keberadaan seorang Perawat dalam membantu pelayanan kesehatan khususnya di daerah terpencil wilayah Indonesia yang masing kurang bahkan tidak ada sama sekali.

Untuk diketahui bahwa sebagian besar Puskesmas Pembantu (Pustu) di Kecamatan Bentian Besar, Kabupaten Kutai Barat (Kubar), Provinsi Kalimantan Timur, tidak memiliki tenaga Perawat. Padahal, kehadiran Perawat sangat dibutuhkan masyarakat karena jarak antar kampung ke ibu kota kecamatan sangat jauh, bahkan mencapai puluhan kilometer.

Pada saat ini, rata-rata Pustu di sembilan kampung yang ada di wilayah tersebut hanya ditempatkan satu tenaga bidan. Tentunya kondisi ini menyulitkan warga memperoleh layanan kesehatan secara maksimal.

Jika warga mendapatkan pelayanan medis lebih lanjut, maka warga harus menempuh perjalanan jauh hingga puluhan kilometer menuju Puskesmas di ibu kota kecamatan.

Problema itu telah disampaikan masyarakat kepada Sekretaris Komisi I DPRD Kubar, Henrik, saat melaksanakan reses di Kampung Sambung, Kampung Tende, dan Kampung Randa Empas, Kecamatan Bentian Besar, pada 5-9 Juni 2025 lalu.

“Yang ditugaskan Dinas Kesehatan hanya bidan. Warga berharap ada pendampingan tenaga Perawat, karena saat ini bidan juga merangkap sebagai Perawat,” kata Henrik kepada RRI Sendawar, Sabtu (14/6/2025), sesuai yang diliris rri.co.id.

Henrik menilai kondisi tersebut sangat memprihatinkan. Ketiadaan Perawat membuat layanan kesehatan di kampung tidak berjalan optimal, terlebih jika bidan harus keluar kampung untuk tugas lain.

“Idealnya bidan fokus melayani ibu hamil dan anak. Tapi kenyataannya, warga yang datang berobat bukan hanya ibu hamil. Ada yang sakit dan butuh perawatan langsung dari tenaga Perawat,” terangnya.

Selain kekurangan tenaga kesehatan, ketersediaan obat-obatan di Pustu juga sangat terbatas. Hal ini menyebabkan warga tidak mendapatkan penanganan yang layak saat berobat. Akibatnya, mereka terpaksa mengeluarkan biaya tambahan untuk berobat ke Puskesmas atau bahkan ke rumah sakit di pusat ibu kota kabupaten.

Maka diharapkannya, permasalahan ini menjadi perhatian serius Pemerintah Kabupaten Kutai Barat, khususnya di bawah kepemimpinan Bupati Frederikus Edwin dan Wakil Bupati Nanang Adriani, agar pelayanan kesehatan di kampung-kampung pedalaman bisa segera diperbaiki. (IR)


Sumber : media online rri.co.id


Dikembangkan oleh ppnipusat.or.id - Departemen Teknologi Informasi © Copyright 2023