News

WHO Ungkap Sepertiga Dokter & Perawat di Eropa Alami Depresi Akibat Bullying Sampai Ancaman Kekerasan

Oleh Admin Senin, 13 Oktober 2025


Infokom DPP PPNI - Tingkat depresi yang dialami masyarakat luas juga dialami oleh tenaga kesehatan dan mendapatkan perhatian khusus dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Berdasarkan pengamatan bahwa satu dari tiga dokter dan Perawat di Eropa melaporkan menderita depresi atau kecemasan, kata sebuah studi yang diterbitkan Jumat (10/10/2025) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) cabang Eropa.

Sebenarnya angka tersebut lima kali lebih tinggi dibandingkan angka di antara populasi umum di Eropa, sebut laporan itu.

“Krisis kesehatan mental di kalangan tenaga kesehatan kita merupakan krisis keamanan kesehatan, yang mengancam integritas sistem kesehatan kita,” ujar Direktur WHO Eropa, Hans Kluge, dalam sebuah pernyataan, sesuai yang diliris koran-jakarta.com.

“Lebih dari satu dari 10 orang pernah berpikir untuk mengakhiri hidup atau menyakiti diri sendiri. Ini adalah beban yang tidak dapat diterima bagi mereka yang merawat kami,” terangnya.

Dokter dan Perawat yang mengalami kekerasan, bekerja dalam jam kerja yang panjang secara konsisten, dan bekerja secara bergiliran (terutama di malam hari) jauh lebih mungkin mengalami depresi dan cemas serta memiliki pikiran untuk bunuh diri, kata laporan itu.

Mereka juga menunjukkan prevalensi pikiran bunuh diri dua kali lipat dibandingkan dengan populasi umum. Perawat dan dokter wanita lebih mungkin menderita depresi dan kecemasan, sementara dokter pria lebih mungkin mengembangkan kecanduan alkohol, kata laporan itu.

Petugas kesehatan di Latvia dan Polandia melaporkan tingkat depresi tertinggi, hampir setengah dari responden.

Negara dengan tingkat pelaporan terendah adalah Denmark dan Islandia, sekitar 15 persen. Studi tersebut. Menurut 90.000 tanggapan dari petugas kesehatan di 27 negara Uni Eropa serta Islandia dan Norwegia, juga mengungkapkan bahwa sepertiga dokter dan Perawat pernah mengalami perundungan atau ancaman kekerasan di tempat kerja pada tahun lalu.

Sepuluh persen mengalami kekerasan fisik dan/atau pelecehan seksual. Satu dari empat dokter bekerja lebih dari 50 jam per minggu, kata laporan itu.

Lebih dari 30 persen dokter dan seperempat Perawat memiliki kontrak kerja sementara, "yang sangat terkait dengan meningkatnya kecemasan tentang keamanan kerja", kata laporan itu.

Ia menyerukan tidak adanya toleransi terhadap kekerasan dan pelecehan di lingkungan perawatan kesehatan, reformasi untuk mengakhiri budaya lembur dan jam kerja panjang, dan jaminan akses ke layanan kesehatan mental bagi para profesional perawatan kesehatan.

Tindakan tersebut bahkan lebih mendesak mengingat kurangnya tenaga kesehatan di seluruh Eropa, kata laporan itu.

“Dengan Eropa yang menghadapi kekurangan hampir satu juta tenaga kesehatan pada tahun 2030, kita tidak mampu kehilangan mereka karena kelelahan, putus asa, atau kekerasan,” tutupnya. (IR)


Sumber : Media online koran-jakarta.com

Dikembangkan oleh ppnipusat.or.id - Departemen Teknologi Informasi © Copyright 2023