Infokom DPP PPNI - Keunggulan dan prestasi Perawat biasanya mendapatkan apresiasi dari pemerintah maupun pihak terkait lainnya.
Berkaitan itu Ahmad Eko Wibowo, sebagai alumni Keperawatan Universitas Airlangga (UNAIR), telah mengukir prestasi membanggakan di bidangnya. Sejak memulai karier sebagai Perawat pada tahun 2013 di RS Paru Jember, dedikasi dan keahliannya telah mengantarkannya mengharumkan nama almamater melalui berbagai penghargaan yang diraih.
Wibowo, sapaannya, mendapatkan penghargaan sebagai Perawat Teladan Kabupaten Jember kategori rumah sakit. Penghargaan ini menambah daftar panjang prestasinya yang bermula sejak 2013. Termasuk berkali-kali meraih Employee of the Month RS Paru Jember hingga April 2025.
Setelah mendapatkan predikat Perawat Teladan, Wibowo mengurung inovasi gemilang bernama Si Cakep RSPJ (Sistem Implementasi Clinical Pathway dalam Mendukung Kendali Biaya Pasien di RS Paru Jember).
“Inovasi ini tak hanya menegaskan komitmen pada mutu pelayanan. Tetapi juga membuktikan bahwa Perawat itu juga bisa berkontribusi untuk negeri atas permasalahan yang ada,” ungkapnya, sesuai yang diliris UNAIR NEWS.
Selanjutnya, Wibowo menyebut bahwa Si Cakep RSPJ hadir sebagai jawaban atas tantangan kompleks pelayanan kesehatan saat ini. Bagaimana memberikan pelayanan berkualitas tinggi dengan biaya yang efisien.
“Di tengah tuntutan masyarakat yang semakin tinggi akan pelayanan kesehatan yang aman, efektif, dan terjangkau, rumah sakit dituntut untuk terus melakukan perbaikan dan inovasi,” jelas Wibowo. Baginya, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan Clinical Pathways.
Clinical Pathway, yang sudah digunakan adalah rencana detail setiap pelayanan yang akan diberikan oleh profesional pemberi asuhan lainnya, yang diterjemahkan dari pedoman praktik berbasis bukti.
“Proses implementasinya membutuhkan komitmen yang kuat dari pimpinan rumah sakit, keterlibatan aktif para klinisi, serta dukungan dari berbagai seluruh unit di rumah sakit,” imbuhnya.
Diharapkannya, inovasi yang diusung dapat menjadi inspirasi. Sekaligus menjadi bukti bahwa perawat memiliki peran strategis dalam kemajuan sistem kesehatan nasional.
Wibowo tidak hanya unggul di lingkungan kerja, tetapi juga di kancah nasional. Pada 2014, ia menjadi Juara I Lomba Penyuluhan Tingkat Nasional tentang Paru Sehat Tanpa Asap Rokok di BKPM Solo. “Kesehatan paru adalah kunci kualitas hidup. Edukasi adalah senjata utama kita dalam memerangi penyakit pernapasan,” ujarnya.
Komitmennya meluas hingga kebijakan dan praktik profesional. Ia menjadi Tim Kesehatan Haji Arab Saudi pada 2016 dan kembali sebagai Perawat Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah – Kemenkes RI pada 2023.
Dirinya juga dipercaya sebagai Expert Judgement (Kemenristek Dikti) untuk validasi instrumen penilaian kompetensi Perawat TB.
“Setiap langkah yang kita ambil, sekecil apa pun, harus berorientasi pada peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien,” kata Wibowo.
Selain prestasi, ia juga menunjukkan jiwa kemanusiaan dengan menjadi pendonor 25 X pada 2023. Kini, ia juga mendapatkan kepercayaan sebagai supervisor akreditasi RS dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) untuk memastikan standar kualitas fasilitas kesehatan. Tentu kisah prestasinya menjadi inspirasi bagi banyak pihak, menunjukkan dedikasi, inovasi, dan komitmennya yang membawa dampak positif bagi kesehatan masyarakat luas. (IR)
Sumber Penulis : Arifatun Nazilah / UNAIR NEWS