Infokom DPP PPNI - Melalui kesibukan yang dialami seorang Perawat, sepertinya akan mengalami beberapa permasalahan di dalam kehidupan.
Sehubungan dengan “Quarter Life Crisis” adalah istilah yang merujuk pada periode perasaan bingung, cemas, dan ketidakpastian yang dialami seseorang, biasanya di usia 20 hingga 30 tahun. Sebagai seorang Perawat pada tahap ini, Perawat seringkali merasakan kebingungan mengenai arah hidup, tujuan karier, hubungan pribadi, dan identitas diri.
Beberapa faktor yang berkontribusi pada quarter life crisis antara lain perbandingan sosial, tekanan untuk mencapai kesuksesan, dan transisi dari masa muda menuju tanggung jawab yang lebih besar sebagai orang dewasa.
Sebuah penelitian mengatakan, Quarter-Life Crisis dirasakan oleh orang dewasa muda dengan rentang usia awal 20an sampai usia 30 tahun, dan puncaknya dirasakan pada usia 27 tahun. Quarter life crisis sering menjadikan seseorang sulit menentukan pilihan atau mengambil keputusan. Menghadapi quarter life crisis adalah sebuah tantangan bagi beberapa orang.
Jadi, ketika manusia dapat mengevaluasi dirinya sendiri dan mulai dapat beradaptasi menghadapi krisis hidupnya, itulah yang disebut Subjective well-being, dan hal ini dikaitkan dengan produktifitas orang itu sendiri, dimana dapat melakukan kegiatan yang produktif di kehidupannya sendiri. Orang yang punya tingkat Subjective well-being yang tinggi itulah orang yang produktif, dapat berkontribusi terhadap masyarakat, dan bermanfaat untuk orang lain.
Lalu sebagai Seorang Perawat bagaimana caranya agar dapat mengatasi krisis yang terjadi pada diri atau cara mengatasi quarter life crisis ini?
Dimulai dari hal-hal yang sederhana:
1. Olahraga : Olahraga dapat meningkatkan mood. Mulailah dengan olahraga yang ringan agar tidak terlalu lelah jika kamu baru memulai lagi olahraga. Kamu bisa melakukan workout rutin selama 20 menit di rumah setiap hari.
2. Journaling : - Membuat schedule harian. Tentukan kegiatanmu setiap hari., - Menulis hal-hal kecil apa yang ingin dicapai setiap bulan., - Membuat resolusi tahunan.
3. Baca Buku Self Improvement : - Atomic habits., - Berani tidak disukai., - Berani Bahagia., - Filosofi teras.
4. Belajar Ikhlas dan Bersyukur : Rasa syukur dan ikhlas tentunya dapat membuat hati semakin tenang, dengan merayakan hal kecil dan berterimakasih pada diri sendiri sudah berhasil untuk belajar ikhlas dan berasyukur dengan apa yang dimiliki saat ini.
Berikut beberapa contoh ungkapan rasa syukur dengan hal kecil: - Terima kasih udah gak ngebut di jalan saat bawa kendaraan., - Terima kasih sudah bekerja dengan baik dan pulang tepat waktu., - Terima kasih sudah tidak telat makan dan tidak lupa minum di tengah sibuknya aktivitas kerja., - Terima kasih sudah menjaga mood diri ini seharian dengan happy.
5. Mulai Menentukan Tujuan Hidup : - Kenali keinginan dan ketertarikanmu dimana, dan sukanya apa?, - Memilih hal apa saja yang harus dilakukan dan tidak dilakukan (do and don’t list)., - Tentukan rencana 5 tahun kedepan dengan memecah target bulanan dan rencana harian yang terjadwal.
6. Mempersiapkan Diri untuk Mencapai Tujuan
- Skill : Mengembangkan kemampuan yang ingin dipelajari. Banyak sekali sumber belajar untuk mengembangan skill, dapat dari YouTube atau webinar atau dapat juga berselancar di Google dan media pembelajaran lainnya. Sekarang sudah zamannya AI, AI sangat dapat dimanfaatkan sebagai platform belajar.
- Experience : Menambah pengalaman dengan ikut kegiatan lomba, workshop, atau kegiatan apapun yang dapat menambah pengalaman yang belum pernah dirasakan selama hidup sesuai tujuan hidup yang udah ditentukan sebelumnya.
- Networking : Bergabung dengan komunitas atau dapat berteman dengan orang-orang yang memiliki visi dan misi hidup yang mirip atau sama, agar termotivasi dan dapat semangat terus dengan apa yang sudah diimpikan untuk mengejar tujuan itu sampai dapat. Terkadang membutuhkan orang yang mendukung mimpi, dan itu harus bersyukuri ketika sudah bertemu orangnya, karena tidak ada orang yang 100% mendukung mimpi. (IR)
Sumber : Mediaperawat.id