News

Ini Tiga Risiko Alasan Bagi Perawat Perlu Memahami Politik

Oleh Admin Kamis, 12 Juni 2025


Infokom DPP PPNI - Kehidupan manusia tak luput dari pandangan atau pemahaman terhadap dunia politik yang semakin diperlukan di kalangan masyarakat.

Tentunya dinamika politik selalu hadir sebagai konsumsi informasi baik melalui layar ponsel dalam bentuk berita serta unggahan media sosial, maupun obrolan di berbagai tempat. 

Tanpa disadari, lambat laun tayangan-tayangan tersebut membentuk cara pandang baru dan cenderung negatif di tengah masyarakat. Politik dipandang sebagai entitas yang tak lebih dari kubangan lumpur kotor yang menjijikkan. Sarang para politikus licik yang saling berebut kekuasaan.

Bagaimana hubungannya dengan Perawat?

Perawat adalah seorang profesional yang memberikan asuhan keperawatan dalam layanan kesehatan, dengan tujuan memberikan perawatan holistik yang mencakup aspek biologis, psikologis, sosial, dan spiritual pasien.

Sebagai seorang caregiver, Perawat sering diasosiasikan dengan pribadi yang lembut, penuh kasih sayang, bersih, dan sarat cinta. Bahkan, seragam putih yang dikenakan kerap dipandang sebagai simbol kesucian dan kemurnian jiwa dalam menjalankan pelayanan kesehatan kepada pasien.

Tetapi mencoba menghubungkan dunia keperawatan dengan dunia politik, tampak seolah terdapat tembok yang begitu tinggi yang memisahkan keduanya. Perawat identik dengan kesucian dan kebersihan, sementara politik dianggap kotor dan penuh intrik para “penjahat.”

Politik Adalah Keniscayaan Bagi Perawat

Untuk suka atau tidak, sebagai masyarakat yang menjadi bagian dari negara yang menganut sistem pemerintahan demokrasi seperti Indonesia, politik adalah suatu keniscayaan. Maksudnya mau tidak mau, suka tidak suka, seluruh aspek dalam kehidupan sebagai warga negara termasuk di dalamnya sebagai seorang Perawat, tak akan bisa lepas dari yang namanya politik.

Hampir semua aspek dalam hidup seorang Perawat adalah hasil dari keputusan politik yang sudah terlanjur dipersepsikan sebagai tempat yang kotor dan jahat itu. 

Tanpa disadari, bahkan dalam dunia keperawatan yang  dianggap steril dari segala urusan politik pun, sebenarnya merupakan bagian dari politik. Seluruh aspek dalam kehidupan sebagai Perawat di rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan tak luput dari hasil keputusan politik, seperti: – Pembagian shift dan jam kerja, – Sistem rujukan dan alur pelayanan pasien, – Aturan kunjungan keluarga pasien,– Kelas pasien BPJS,– Standar gaji dan tunjangan Perawat– Ketersediaan alat medis, – Jumlah tenaga Perawat di rumah sakit, – Jenis dan warna seragam dinas Perawat, dan masih banyak lagi.

Untuk itulah memahami politik menjadi sangat penting bagi Perawat, terutama karena banyak persoalan yang mereka hadapi di lapangan bersumber dari keputusan politik, baik yang bersifat kebijakan, hukum, maupun alokasi anggaran.

Jika Perawat tidak memahami bagaimana kebijakan dibuat dan siapa yang punya kekuasaan untuk mengubahnya, maka perjuangan untuk mendapatkan hak-hak Perawat akan sulit tercapai atau tidak terarah.

Meluruskan Makna Politik

Secara sederhana bisa artikan bahwa politik adalah cara seseorang atau kelompok untuk mendapatkan kekuasaan atau kepemimpinan yang digunakan untuk mencapai kepentingan atau tujuan tertentu, yang dalam hal ini adalah kepentingan masyarakat yang dipimpinnya, termasuk di dalamnya para Perawat.

Kenapa Perawat Harus Melek Politik?

Setidaknya ada tiga risiko besar jika Perawat terus menjauhi politik:

  1. Kebijakan Dibuat Tanpa Suara Perawat
  2. Tanpa keterlibatan aktif, lahirlah aturan-aturan yang merugikan profesi: beban kerja tak manusiawi, sistem kontrak tanpa jaminan, atau penghapusan tunjangan penting. Perawat terus dianggap sebagai tenaga teknis, bukan sebagai pilar sistem kesehatan.
  3. Mudah Disalahkan dan Dikorbankan
  4. Dalam situasi darurat atau konflik medis, Perawat yang tidak paham jalur advokasi mudah dijadikan kambing hitam. Mereka tak tahu bagaimana membela diri karena buta terhadap mekanisme hukum dan politik.
  5. Tertinggal dari Profesi Lain
  6. Dokter, apoteker, atau tenaga kesehatan lain telah lebih dulu aktif di dunia kebijakan dan organisasi profesi. Jika perawat tidak mengejar ketertinggalan ini, maka peluang untuk menjadi pemimpin, pengambil kebijakan, atau penyusun standar pelayanan akan makin kecil.

Jika Perawat tidak melek politik, maka mereka akan terus menjadi korban dari sistem yang mereka tidak pahami dan tidak kuasai. Mereka akan sibuk mengobati luka tanpa pernah punya kuasa untuk mencegah kenapa luka itu terus muncul. (IR)


Sumber : Mediaperawat.id

Dikembangkan oleh ppnipusat.or.id - Departemen Teknologi Informasi © Copyright 2023